Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Sejarah » Perlawanan Sultan Agung Terhadap VOC Januari 6, 2021 1 min readKerajaan Mataram mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sultan Agung sangat menentang keberadaan VOC di Jawa. VOC yang terus memaksakan kehendaknya untuk mencapai monopoli perdagangan, telah membuat pedagang pribumi mengalami kemunduran dan rakyat Sultan Agung Menyerang BataviaOleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Adapun alasan Sultan Agung menyerang Batavia adalah sebagai berikut. Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram. Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau tanggal 2 Agustus 1628 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha untuk membangun pos pertahanan, tetapi VOC berusaha menghalangi sehingga pertempuran tidak dapat saat itu gubernur Jenderal VOC adalah Coen. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai penjuru, tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya yang unggul dapat memukul mundur kekuatan pasukan Mataram. Dalam pertempuran tersebut Tumenggung Baureksa gugur dan serangan Sultan Agung pada tahun 1628 belum Kedua Kerajaan Mataram Terhadap VOCDengan kekalahan tersebut, Sultan Agung segera mempersiapkan serangan yang kedua. Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, serta membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan di Tegal dan di tahun 1629 pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Jumilah, dan Dipati Purbaya berangkat menuju Batavia. Namun, persiapan yang dilakukan oleh pasukan Mataram diketahui oleh VOC. VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung beras. Oleh karena persenjataan VOC lebih lengkap, serangan kedua Sultan Agung pun mengalami keberhasilan VOC tersebut, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya ke daerah yang lain. Namun di balik hal tersbeut, VOC selalu khawatir dengan kekuatan pasukan VOC selalu berjaga-jaga mengawasi segala gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contohnya adalah pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu raja Palembang dalam melawan VOC, di tengah perjalanan langsung diserang oleh perlawanan Sultan Agung terhadap VOC mengalami kegagalan, semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusntara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing tersebut tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Mataram menjadi semakin lemah dan berhasil dikendalikan VOC setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I 1646-1677.Baca juga Perlawanan Aceh Terhadap PortugisNah, itulah dia artikel singkat tentang perlawanan Sultan Agung Kerajaan Mataram terhadap VOC. Demikian artikel yang dapat bagikan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap VOC dan semoga bermanfaat.
Pesertadidik mampu menganalisis peranan kerajaan-kerajaan awal Islam terhadap perkembangan Islam di Indonesia 7. Panembahan Girilaya adalah menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma. Bersamaan dengan meninggalnya panembahan Girilaya, Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten.
Ilustrasi Alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. - Mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia pada tahun 1620-an? Sultan Agung atau Raden Mas Rangsan merupakan raja Kesultanan Mataram yang memerintah antara tahun 1613-1645. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Mataram mencapai puncak keemasannya. Selama Sultan Agung berkuasa, Mataram telah berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling dihormati di Nusantara. Raja Mataram ini juga dikenal sebagai salah satu pemimpin lokal yang berani melancarkan perlawanan terhadap Belanda di Nusantara. Tidak hanya sekali, Mataram melakukan serangan terhadap Belanda di Batavia sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Meskipun pasukan Mataram akhirnya terpaksa mundur dalam dua kali serangan tersebut, namun itu merupakan salah satu sejarah penting sejarah Indonesia. Lantas, mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia? Inilah alasannya. Sultan Agung menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka. Keberadaan VOC pun dianggap sebagai penghalang bagi Mataram untuk menguasai Banten. Saat itu, Mataram hampir menguasai seluruh tanah Jawa, dan salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia Jakarta, yang menjadi markas VOC. Itulah salah satu alasan Sultan Agung menyerang Batavia pada tahun 1628 dan 1629. Namun, ketegangan antara Mataram dan VOC sendiri telah berlangsung sejak Sultan Agung naik takhta. Pada 1614, VOC mengirim utusan untuk mengucapkan selamat atas penobatan Sultan Agung sebagai Raja Mataram. Kala itu, VOC juga memerlukan beras dari Jawa dan sangat mengharapkan perdagangan dengan daerah-daerah pantai pengekspor beras yang ada di wilayah Mataram. Namun, Sultan Agung menyatakan bahwa Mataram tidak mungkin bersahabat apabila VOC ingin menguasai tanah Jawa, karena raja terbesar Mataram ini hendak mempersatukan Pulau Jawa di bawah kepemimpinannya. Penolakan itu pun membuat hubungan antara Mataram dan VOC merenggang. Konflik pertama antara Mataram dan VOC terjadi pada tahun 1618 di Jepara. Hubungan kedua pihak ini menjadi sangat buruk setelah Sultan Agung melarang menjual beras kepada VOC. Kabarnya, orang-orang Belanda menjadi sangat benci dengan Sultan Agung dan mengotori masjid Jepara. Setelah itu, terdapat tuduhan bahwa VOC merampok kapal-kapal orang Jawa. Sementara itu, pada tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten yang kemudian mengganti namanya menjadi Batavia. Saat itu, markas VOC pun lantas dipindahkan ke Batavia. Menyadari bahwa Batavia dipenuhi oleh VOC, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten. Setelah Surabaya berhasil ditaklukkan oleh Mataram, mereka menyerang Banten. Akan tetapi, untuk dapat menyerang Banten, Mataram harus mengatasi Batavia terlebih dahulu. Bulan April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal, dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai kepada VOC. Namun, tawaran tersebut ditolak, sehingga Sultan Agung memilih untuk mengibarkan bendera perang. Serangan pertama yang terjadi pada tahun 1628 dipimpin oleh Tumenggung Baureksa, bupati Kendal. Strategi serangan pertama pasukan Mataram ke Batavia itu adalah dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air. Meski strategi ini berhasil membuat pihak VOC terjangkit wabah kolera, tetapi dominasi Belanda belum bisa dipatahkan. Pada akhirnya, pasukan Mataram memilih mundur dan kembali ke kerajaannya. Belum sampai bisa mematahkan pertahanan Belanda, pasukan mataram mengalami hambatan. Di antaranya stamina pasukan terkuras, kekurangan bahan makanan, dan juga kalah persenjataan. Itulah yang menyebabkan mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda pada serangannya yang pertama. Selanjutnya, Mataram kembali melancarkan serangan ke Batavia setahun kemudian. Sultan Agung kembali mengirim pasukan untuk menyerang VOC dengan strategi baru setelah belajar dari kekalahan sebelumnya. Strategi yang diterapkan di antaranya, memperkuat armada militer, meningkatkan jumlah persenjataan, dan membangun lumbung makanan di Tegal dan Cirebon. Serangan Mataram pada tahun 1629 ini dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Mereka berhasil membawa pasukan Mataram sampai di Batavia, namun serangan ini kembali menemui kegagalan. Meski sudah mengantisipasi hambatan serangan sebelumnya, rupanya Belanda masih saja menemukan cara untuk memukul mundur pasukan Mataram. Belanda membakar lumbung padi milik pasukan Mataram oleh Belanda. Dengan dibakarnya lumbung padi oleh Belabda, pasukan Mataram kekurangan bahan makanan dan kelelahan, sehingga memilih untuk mundur. Itulah alasan mengapa Sultan Agung Merencanakan serangan ke Batavia dan bagaimana pasukan Mataram terpaksa mundur setelah melakukan serangan. Setelah kegagalan Mataram, VOC akhirnya berhasil memperluas pengaruhnya dengan mengakuisisi dataran tinggi Priangan serta pelabuhan pantai utara Mataram, seperti Tegal, Kendal, dan Semarang. * u7HCKCS.